SEARCH

Most Wanted:

........................................................................................................................................................... Wahai Rabb kami, berilah kami rahmat dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami. ........................................................................................................................................................... ...Wahai Rabb kami, berilah kami rahmat dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami...
myfreecopyright.com registered & protected Protected by Copyscape Online Plagiarism Software

Thursday, December 23, 2010

Blushing

Si bintang selalu membuatku melayang, apa aku yang ke GRan yah hohohoho... Yang pasti dalam setiap kalimat yg dia lontarkan ada saja kata2 yang menyentuh kalbu, cailah...


Hwaaaa.... tar aja deh lanjutin ceritanya...... 

Nih aku lanjutin deh :D

Aku adalah orang yang mudah tersentuh sebenarnya. Tapi tak sembarang orang dapat menyentuhku, khususnya hatiku. *sok romantis nih ah..


Iyah, jujur aja yah, kalo disukai lawan jenis itu mah biasa, tapi belum pernah ada yang menyentuh kalbuku sedalam ini... Rasanya tentram, damai dan tenang atas apapun yang terjadi nanti, pokonya bahagia aja. Subhanallah, padahal baru kenal. 


Tapi aku fahiim, bahwa semua harus diluruskan atas dasar kelurusan niat untuk meraih ridha Allah SWT. Yang aku harapkan, semoga dia menerima aku apa adanya dan menerima masa laluku yang mungkin tak sebaik tampilan sekarang. Karena akupun tidak mensyaratkan apapun padanya.


Menerima anugerah ini aku sangat bersyukur ada yang memiliki rasa sedalam itu padaku. Itulah yang menyentuh kalbu. Kemudian diyakinkan oleh kemudahan2 yang Allah berikan dalam setiap titian ikhtiar kami menuju hari bahagia. Subhanallah, kuharap ini memang yang terbaik yang Allah berikan untukku.


Dia hadir saat aku sedang di ambang kedukaan atas kekecewaan duniawi, kemudian Allah tunjukkan jalan di mana jalan putus asa hanya dilalui oleh orang kafir, maka aku tak mau kufur atas kesedihanku, yang tak seberapa itu. Dan balasan Allah atas kembalinya dan bangkitnya aku adalah seseorang yang mampu menggetarkan kembali hatiku yang telah lama mengendur. Seperti saat dahaga bertemu dengan oase yang sejuk dan menyegarkan.


Aku tak mampu berkata apa-apa, hanya syukur yang mampu kubalas padaNya saat ini... Semoga Allah memberkahi, aamiin n_n

Thursday, December 16, 2010

Mou Sukoshi Dake

Di..kedalaman hatiku, tersembunyi harapan yang suci..
Ta..k, perlu engkau menyangsikan..
Le..wat.. kesalihanmu yang terukir menghiasi dirimu,
tak perlu dengan.. kata-kata
Sungguh..hatiku kelu tuk’ mengungkapkan perasaanku..
Namun, penantianmu pada diriku, jangan salahkan..
Kalau memang..kau pilihkan aku, tunggu sampai aku datang..
Nanti kubawa kau pergi ke syurga abadi..
kini belumlah saatnya aku membalas cintamu… nantikan ku..di batas.. waktu..

(Lirik dalam nasyid ‘Nantikanku di batas waktu’ oleh:Ad Coustic)

Yaa... Mou Sukoshi Dake,,, just a little more time to that day, to that big day... Aku belum berbuat apa2... Hummm,,, Masih harus banyak belajar 'tuk berbuat... Maka saat ini kiranya ku mempelajari apa yang terbaik yang boleh kuminta pada bintangku.... Hati2 sekali aku bertanya padanya... Aku khawatir menyinggung sesuatu yang belum saatnya, tapi waktu kami tinggal sedikit lagi... Aku hanya ingin membantu meringankan pikirannya... Atau justru aku menambah beban... >_< huhuhuhu...

Oke, aku pelajari ini dulu....
Mahar atau maskawin, kata Shaleh bin Ghanim As-Sadlan dalam buku Mahar & Walimah, merupakan satu hak yang ditentukan oleh syariah untuk wanita sebagai ungkapan hasrat laki-laki pada calon istrinya, dan juga sebagai tanda cinta kasih serta ikatan tali kesuciannya. Maka mahar merupakan keharusan tanpa boleh ditawar oleh laki-laki untuk menghargai pinangannya dan simbol untuk menghormatinya serta membahagiakannya.

Mahar disebut juga dengan istilah yang indah, yakni shidaq. Shidaq berarti kebenaran. Mahar menunjukkan kebenaran dan kesungguhan cinta kasih laki-laki yang meminangnya. Ia merupakan bukti kebenaran ucapan laki-laki atas keinginannya untuk menjadi suami bagi orang yang dicintainya. 

Mahar bukanlah harga atas diri seorang wanita. Wanita tidak menjual dirinya dengan mahar. Namun ia membuktikan kebenaran kesungguhan, cinta, dan kasih-sayang laki-laki yang bermaksud kepadanya dengan mahar.

Jadi, makna mahar atau maskawin dalam sebuah pernikahan lebih dekat kepada syari'at agama dalam rangka menjaga kemuliaan peristiwa suci. Mahar adalah syarat sahnya sebuah perkawinan. Juga, sebagai ungkapan penghormatan seorang laki-laki kepada wanita yang menjadi istrinya. Memberikan mahar merupakan ungkapan tanggung-jawab kepada Allah sebagai Asy-Syari' (Pembuat Aturan) dan kepada wanita yang dinikahinya sebagai kawan seiring dalam meniti kehidupan berumahtangga.

Kelak, mahar merupakan aspek penting yang banyak memberi pengaruh apakah sebuah pernikahan akan barakah atau tidak. Kita telah membaca beberapa hadis Nabi berkenaan dengan hal ini di awal bab. Oleh karena itu, saya tidak membahasnya lagi. Saat ini, kita lebih baik melanjutkan pembahasan kita mengenai berbagai hal dalam masalah mahar.

Sebaik-baik Mahar

Ada kenangan indah dalam sejarah. Tak hanya orang-orang di zaman Rasulullah yang terkesan. Orang-orang yang hidup jauh sesudah Rasulullah tiada, masih sering menyebut-nyebut dengan penuh penghormatan. Perjalanan hidupnya banyak yang diabadikan oleh Al Qur’an dan Al-Hadis. Keturunannya menambah keharuman Islam.Sebuah pernikahan yang benar-benar penuh barakah.

Mengenai pernikahannya, Tsabit berkata, "Belum pernah aku mendengar mahar yang lebih mulia daripada mahar Ummu Sulaim. Ia hidup rukun bersamanya dan melahirkan anak."

Apa mahar Ummu Sulaim? Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah dalam Zadul Ma'ad sebagaimana disebut dalam Mahar & Walimah, mencatat: .... Dan dalam Sunan An-Nasa'i bahwa Abu Thalhah melamar Ummu Sulaim lalu berkata, "Demi Allah, wahai Abu Thalhah, orang seperti Anda tidak akan ditolak (melamar wanita), akan tetapi Anda seorang kafir, sedangkan saya seorang Muslimah. Tidak halal bagiku untuk kawin dengan Anda.


"Namun jika Anda masuk Islam, maka yang demikian dapat menjadi maharku. Saya tidak meminta selain itu."

Ada yang bisa kita catat dari kisah agung pernikahan Ummu Sulaim dengan Abu Thalhah. Kita mencatat bahwa mahar dapat menjadi dakwah. Mahar menjadi pengikat kasih-sayang sekaligus untuk syi'ar Islam.

Barangkali untuk tujuan ini, kita mendapati banyak orang memberikan mahar kepada istrinya berupa mushaf Al Qur’an dan mukena. Jika ini tujuannya, kita dapat bertanya kembali, apakah mahar jenis ini masih mempunyai kekuatan untuk menegakkan syi'ar Islam ketika yang demikian ini telah menjadi tradisi dan orang di sekeliling kita sudah banyak yang menggunakan mukena.

Apalagi, kita juga mendapati bahwa mahar yang seperti ini tidak jarang sekedar sebagai basa-basi formal. Basa-basi sosial atau religi. Sedangkan mahar yang sesungguhnya, bukan itu. Di atas kertas, mahar yang disebutkan pada saat akad adalah mushaf Al Qur’an dan seperangkat alat shalat. Tetapi di belakangnya, ada
sejumlah mahar yang atas pertimbangan sosial tidak dinyatakan saat itu, tetapi disebar berita pada saat lain.

Jika ini yang terjadi, saya khawatir mahar tersebut tidak menjadi syi'ar Islam. Hari ini, kita merasakan itu. Mahar yang dekat dengan nafas agama itu, justru tidak membuat kita bergetar. Tidak membuat darah kita berdesir terkesiap karena tertegun oleh keagungannya, di balik yang tampak bersahaja.
Saya khawatir, mahar yang demikian bukannya menjadi syi'ar, jika di belakangnya ada yang tidak ditampakkan atas alasan-alasan basa-basi sosial. Jangan-jangan tindakan ini mengandung unsur kebohongan, sehingga pernikahan justru menjadi tidak barakah.

Apakah mahar berupa mushaf Al Qur’an tidak bisa menjadi syi'ar? Insya-Allah masih mempunyai kekuatan syi'ar jika kita meniatkan betul dan menjaga niat itu ketika menyampaikan mahar.

Selebihnya, syi'ar dalam bentuk-bentuk seperti itu, sifatnya sangat kontekstual. Kalau dulu, mahar berupa perlengkapan shalat mempunyai kekuatan syi'ar sangat besar, maka sekarang perlu kita pikirkan kembali. Ketika orang belum begitu mengenal shalat, mahar berupa perlengkapan shalat membuat undangan terkesan dan mencatat dalam hatinya tentang sebuah kemuliaan: shalat. 

Sekarang, ketika masalahnya berganti, bentuk mahar yang menjadi syi'ar dapat dipilih yang lebih sesuai dengan semangat yang ingin kita tumbuhkan sekarang. Misalnya, jubah dengan atau tanpa cadar dan perlengkapannya. Di luar itu, disampaikan mahar lain jika memungkinkan dan disebut bersamaan dengan penyebutan mahar jubah. Adapun kalau ada hadiah sebelum atau sesudah akad nikah, maka yang demikian ini tidak termasuk yang disebutkan.

Selanjutnya, ada yang perlu kita waspadai. Mahar bisa menjadi syi'ar. Tetapi juga bisa menjadi sarana untuk mendapatkan penilaian sosial. Yang pertama, kita mengarahkan masyarakat kepada suatu kesan yang baik terhadap agama, dan mudahmudahan hati mereka tergerak. Yang kedua, penilaian masyarakat mengarahkan kita untuk menentukan mahar yang disebut layak, baik dan pantas. Atau, penyebutan mahar malah dalam rangka menunjukkan ketinggian derajat atau kebesaran martabat keluarga wanita yang menikah, meskipun untuk itu harus dilakukan impression management (manajemen kesan) sehingga orang mendapat kesan yang lebih dari sesungguhnya.


Berbeda sekali antara dua hal tersebut, baik dalam makna maupun dalam akibatnya. Satu catatan, tidak ada keharusan memberikan bentuk mahar sebagai syi'ar khusus. Mahar lebih dekat artinya kepada pemberian sebagai bukti kebenaran kasih sayang dan ketaatan kepada syari'at yang telah ditetapkan oleh Asy-Syari' (Allah Swt).

Ini yang paling penting. 
Pembahasan kita tentang mahar Ummu Sulaim dan tujuan dakwahnya, sekedar untuk menunjukkan bahwa mahar tidak harus selalu berbentuk harta. Musa diminta memberi mahar berupa pekerjaan menggembala kambing beberapa tahun. Dan Ummu Sulaim meminta mahar berupa kesediaan masuk Islam demi meninggikan kemuliaan Islam.

Tidak Bisa Dinilai Secara Kuantitatif

Kisah mahar Ummu Sulaim menunjukkan pengertian bahwa, mahar tidak dapat diukur dari sedikit-banyaknya secara kuantitatif. Segenggam tepung bahan roti (makanan); sebuah cincin besi; dan sepasang terompah dapat dijadikan sebagai mahar yang menjadikan perkawinan sah karenanya. Begitu pengertian yang bisa kita ambil
dari Shaleh bin Ghanim.

“Berikanlah mahar (maskawin) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian yang wajib. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari mahar itu dengan senang hati, Maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.” (Qs. An-Nisa’ : 4)

Adapun mahar dapat berupa:
1. Harta (materi) dengan berbagai bentuknya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki (Allah Telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka isteri-isteri yang telah kamu nikmati (campuri) di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban; dan tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu telah saling merelakannya, sesudah menentukan mahar itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (Qs. An-Nisa’: 24)

2. Sesuatu yang dapat diambil upahnya ( jasa).
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Berkatalah dia (Syu’aib), ‘Sesungguhnya Aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, Maka Aku tidak hendak memberati kamu. dan kamu insya Allah akan mendapatiku termasuk orang- orang yang baik’.” (Qs. Al-Qoshosh: 27)

3. Manfaat yang akan kembali kepada sang wanita, seperti:
  • Memerdekakan dari perbudakan
  • Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerdekakan Shafiyah binti Huyayin (kemudian menikahinya) dan menjadikan kemerdekaannya sebagai mahar.” (Atsar riwayat Imam Bukhari: 4696)
  • Keislaman seseorang
    • Hal tersebut sebagaimana kisah Abu Thalhah yang menikahi Ummu Sulaim radhiyallahu ‘anhuma dengan mahar keislaman Abu Thalhah. Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhubekata, “Abu Thalhah menikahi Ummu Sulaim. Maharnya keislaman Abu Thalhah. Ummu Sulaim telah masuk Islam sebelum Abu Thalhah, maka Abu Thalhah melamarnya. Ummu Sulaim mengatakan,’Saya telah masuk Islam, jia kamu masuk Islam aku akan menikah denganmu.’ Abu Thalhah masuk Islam dan menikah dengan Ummu Sulaim dan keislamannya sebagai maharnya.” (HR. An-Nasa’I : 3288)
  • Atau hafalan al-qur’an yang akan diajarkannya. Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menikahkan salah seorang sahabat dengan beberapa surat al-qur’an hafalannya (HR. Bukhari dan Muslim)
 Wallahu'alam :)

Credit: dari berbagai sumber.

Secret of My Heart


Suka banget sama OST Conan yang ini :D


Monday, December 13, 2010

Kopdar MPerz

Acara "How 2B aGreat Wife" ga bisa ikutan hix hix.... "How 2B aGreat Mother" juga... Aiiissshhh, liat reviewnya di blognya Rani aja deh...
Akhirnya bolos aja deh jam kedua les jepangnya.... hehe, lumayan dapet talkshownya "Gimana jadi Perempuan Istimewa" *sembarang ganti judul acara aja gw* abisnya lupaaaa

Di talkshow itu yang jadi pembicaranya adalah bu Ade Pujianti, pencetus Sekolah Gratissss... Keren dah pokonya... Lihat reviewnya di mari.


ada sedikit snapshotnya: 


Abis itu Rani ngajak kopdar sama anak2 MPers. Kebetulan di Balairung UI ada festival kuliner... ini dia snapshotnyaaaaa



RESEP es pullu butung










Tumben saia di sini ga narsees heheheheh :p

Wednesday, December 8, 2010

Bidadari



Ketika Hilang Segala Yang Nyala
Kau Hadir Dengan Pelita Hati
Simpuhmu Melangkah Kesopanan
Tiada Bicara Dapat Dilafazkan

Pulangku Kau Sambut Dengan Senyuman
Pemergianku Didoakan Kemuliaan
Kau Sulam Kasih Sayang Ini
Dengan Kemesraan

Walau Kesederhanaan
Yang Mampu Kuhulurkan
Kau Tadah Penuh Keredhaan
Limpah Syukurmu Kususun Rapi
Agar Dirimu Dapat Kuhargai
Sebagai Bidadari

Kau Permaisuri Hati
Kau Permata Suci
Akan Tatahkan Hatimu
Dengan Sinar Iman
Akan Kuhiasi Jiwamu
Dengan Kewajipan
Tanda Mensyukuri Anugerah Tuhan
Serta Anak Yang Menjadi Penawar

Dirimu Anugerah Tuhan
Amanah Buat Insan Beriman
Rusuk Kiriku
Dicantumkan
Agar Dapat Kita Bergandingan

***

BIDADARI SURGA, PESONA DAN KECANTIKANNYA

Bidadari surga adalah makhluk berkelamin wanita yang diciptakan Allah untuk penghuni surga. Al-Qur’an dan Sunnah menggambarkan tentang keindahan dan kesempurnaan penciptaan mereka. Digambarkan bahwa mereka adalah bidadari yang cantik jelita, putih bersih, dipingit di dalam kemah, senantiasa menundukkan pandangan. Allah menyebut mereka dengan khairatun hisan (Bidadari yang baik dan cantik), mereka perawan, penuh cinta dan sebaya, payudaranya montok dan kulitnya mulus. Dalam hadits Bukhari disebutkan, kalau sekiranya salah seorang bidadari surga datang ke dunia, pasti ia menyinari langit dan bumi dan memenuhi antara langit dan bumi dengan aroma yang harum semerbak. Sungguh tutup kepala salah seorang wanita surga lebih baik dari pada dunia dan isinya.

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa bidadari tersebut diciptakan Allah dari za’faran surga. Maka Ibnu Qayyim berkomentar: “Jika penciptaan manusia yang tergolong makhluk yang paling sempurna diciptakan dari bahan baku berupa tanah, kemudian berubah menjadi sosok yang paling bagus. Maka bagaimana sosok yang diciptakan dari za’faran yang ada di surga?”

Perbaikan Akhlak Ketika Menikah


Anjuran Rasulullah SAW untuk menyegerakan menikah
Menikah merupakan salah satu sunnah Rasul yang sesuai dengan fitrah manusia, yaitu memiliki hasrat dan kecenderungan terhadap lawan jenis.
Rasulullah SAW Memperlakukan Isteri-Isterinya
Beliau adalah seorang suami yang sangat bertanggung jawab, menafkahi isteri-isterinya, baik lahir maupun batin. Beliau sangat memuliakan isteri dan anak-anak. Pernah suatu saat, salah seorang isterinya mau menaiki unta, beliau berjongkok dan memberikan pahanya untuk dijadikan tumpuan oleh isterinya. Di dalam kisah lain juga disebutkan, bahwa beliau melindungi wajah salah seorang isterinya dengan kain sorban di siang hari yang sangat terik. Di dalam rumah pun, beliau tidak pernah bersikap kasar jika ada hal yang tidak berkenan, beliau memanggil isteri-isterinya dengan panggilan yang disukai dan senantiasa penuh kelembutan.

Hikmah:
Dengan menikah, manusia akan memiliki media yang penyaluran hasrat seksual yang lebih mulia daripada binatang, sah dan terhormat di hadapan Allah SWT dan manusia lainnya, serta bisa menjauhkan diri dari pergaulan bebas yang menghinakan diri dan keluarganya. Menikah dan berumah tangga juga merupakan sarana pendewasaan manusia dalam hal berpikir dan bersikap, mereka terkena hak dan kewajiban satu sama lain untuk saling memahami, saling mengasihi, mau berkorban satu sama lain, dan saling menjaga amanat yang diembannya.
Menikah merupakan salah satu sarana ibadah yang sangat agung dan indah. Pantaslah jika Rasul menganjurkan para pemuda untuk menikah di awal masa mudanya(yang telah akil baligh) untuk menyegerakan menikah, karena di dalamnya terdapat banyak kebaikan. 

Menurut penelitian beginilah adanya...
New York (ANTARA/Reuters Life!) - Pria cenderung akan bersikap lebih baik saat mereka menikah --hal itu terjadi karena pernikahan tampaknya membantu pria memperbaiki sikap mereka dan pria yang punya sikap lebih baik cenderung menjadikan pernikahan sebagai hal utama menurut penelitian di Amerika Serikat.
S. Alexandra Burt dan koleganya di Universitas Negeri Michigan juga menemukan bahwa pria yang kurang punya perilaku yang buruk cenderung akhirnya akan menikah.

Di antara pria-pria yang menikah beberapa menunjukkan bahwa tanda perilaku-perilaku buruk --terutama tindakan yang berhubungan dengan penyakit antisosial seperti perilaku kriminal, berbohong, agresif dan kurang punya belas kasihan-- berkurang setelah mereka mengikat diri dalam pernikahan.
Burt mengatakan bahwa pria yang menikah "pada awalnya bukanlah seorang yang antisosial dan bahkan setelah mereka menikah sikap antisosial itu makin berkurang."

Dalam penelitian yang dipublikasikan dalam "Archives of General Psychiatry" edisi Desember, Burt dan koleganya meneliti 289 pasang pria kembar selama 12 tahun, sejak usia 17 hingga 29 tahun. Lebih dari separuhnya adalah kembar identik.

Pria yang menikah selama masa penelitian tersebut, sekitar 60 persen dari mereka menunjukkan sikap antisosial lebih sedikit pada usia 17 dan 20, menunjukkan bahwa pria dengan sikap seperti itu cenderung akan kurang menempatkan pernikahan di tempat utama.

Pada usia 29 tahun, pria yang tidak menikah memiliki rata-rata memiliki 1,3 sikap antisosial, dibanding dengan 0,8 di antara pria-pria yang menikah.

Namun, di antara kembar identik dengan satu orang menikah dan yang lain tidak menikah, pria yang menikah didapati memiliki sikap antisosial yang lebih sedikit dibanding kembarannya yang tidak menikah.

Dalam kasus kembar identik dengan gen dan suasana masa kecil yang sama sehingga cenderung untuk menghasilkan sikap antisosial yang sama, penelitian ini mengindikasikan bahwa pernikahan membantu untuk membuang perilaku buruk tersebut.

Namun masih belum jelas mengapa pria dapat memperbaiki kelakukan mereka setelah menikah, kata Ryan King dari Universitas Albany yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

Pria yang menikah menghabiskan lebih banyak waktu dengan pasangannya dibanding dengan teman-temannya dan perilaku buruk seperti kejahatan dan minum minuman keras cenderung menjadi aktivitas kelompok, katanya.

Ditambah lagi, pria yang menikah "akan lebih banyak kehilangan" bila mereka tertangkap karena aktivitas ilegal dan lebih peduli terhadap apa yang dipikirkan oleh pasangannya.

"Tidak setiap orang memiliki kemungkinan yang sama untuk menikah, namun mereka yang menikah mendapatkan manfaat dari pernikahan tersebut," kata King.

Hasil penelitian itu membantu menjelaskan temuan dari penelitian lain yang menunjukkan bahwa pria yang menikah melakukan lebih sedikit tindakan kriminal. Penelitian baru-baru ini contohnya, menunjukkan bahwa pernikahan berhubungan dengan penurunan 35 persen tindakan kriminal.

Penelitian juga menemukan bahwa orang yang menikah cenderung lebih sehat dibanding masih saat masih sendiri, meski penelitian baru-baru ini mengungkapkan bahwa keuntungan kesehatan karena pernikahan masih belum jelas. Namun mereka yang menikah cenderung hidup lebih lama, kurang mengalami depresi atau terkena penyakit jantung dan stroke.

Credit: ANTARA dan LITTLEBEE

Tuesday, December 7, 2010

Abadikan Cintanya

Sesungguhnya Engkau tahu
bahwa hati ini tlah berpadu
berhimpun dalam naungan cintaMu
Bertemu dalam ketaatan
bersatu dalam perjuangan
menegakkan syariat dalam kehidupan
Kuatkanlah ikatannya
tegakkanlah cintanya
tunjukilah jalan-jalannya
Terangilah dengan cahyaMu
yang tiada pernah padam
ya Robbi bimbinglah kami…
Rapatkanlah dada kami
dengan karunia iman
dan indahnya tawakkal padaMu
Hidupkan dengan ma’rifatMu
matikan dalam syahid di jalanMu
Engkaulah pelindung dan pembela

Kuatkanlah ikatannya
tegakkanlah cintanya
tunjukilah jalan-jalannya
terangilah dengan cahyaMu
yang tiada pernah padam

ya Robbi bimbinglah kami…
ya Robbi bimbinglah kami…
ya Robbi bimbinglah kami…

 "Wahai Rabb kami, berilah kami rahmat dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami." (QS. Al Kahfi : 10)

Monday, December 6, 2010

Terjebak


Pernah ga kalian terjebak di kamar mandi, ga bisa keluar.....?? Padahal buru2 karena ada janji... Berharap siapapun yang nolong suatu hari akan dibalas kebaikannya... Hahaha, itu telah terjadi sama gw kmaren Ahad.  

Ceritanya abis olahraga di kampus ui, gw numpang take a bath di kosan Icha di kukel... Tapi karena buru2,, gw ngunci km mandinya terlalu bersemangat sampe pakem banget. Maklum ada janji mo ketemu c***r   >__<

Eh, pas selesai,,, beuhhh,,, gw ga bisa buka pintunyaaaa... Teriak2 dah dr km mandi,,, "ichaaaaaaaaaaaaaa... ichaaaaaaa"

Menyadari gw ga bisa ditolong dari luar juga, setidaknya gw bisa minta obeng, tapi masukin dari mana??? jendela km mandinya tinggi banget, dah gtu kelapis 2 kacanya T___T

Akhirnya Icha minta tolong sama yg namanya Ditha... Gw di dalem "tolongin gw,,, hidup dan mati gw neeeeh" *dudul*
Kata Ditha, gw dobrak aja ya... gw bilang " iyaaaa, tar klo rusak gw ganti" *songong*
Kata Ditha, ya udah, jauh2 dari pintu...!!!

En then, kebukalah tuh pintu,,,, hoooo... blom gw bilang makasih, dia dah ngeloyoooorrr :p
Save by the Bell ......... Alhamdulillaaah :D

BIG THANKS to DITHA :)

Catwalk 5 Gerbong

Aku, Dee dan Icha mau kondangan ke si kuman eh Lukman hari ahad 5 Desember kemaren,,, berhubung pengalaman pahit perjalanan kondangan naik motor dan sampe lokasi lecek bin ancur2an, maka kami memutuskan naik taxi...
Demi memenuhi undangan, kami rela dah mengeluarkan kocek agak besar, dah gtu sepertinya bakal dateng lewat dari jam tayang...
Tuh kan bener sampenya setengah 4. Untung mempelainya masih ada di panggung... Mana laper pula.. Alhamdulillah masih ada makanan yang layak :p
Berhubung ternyata Cilincing ituh jauh dari Depok, maka kami pulang naik angkot ajah... Kami stop metromini menuju Terminal Tanjung Priok. Setelah itu kami menuju Beos Kota dengan angkot yang ga ngetem... Ah tapi malah muter2 dia... Kami lupa kalau RE.Martadinata kan amblas,,,, ggrrrhhh... mana blom sholat Ashar.
Harapan kami bisa sholat ashar di Beos... Tapi sekitar setengah lima dia ngetem di Ancol... halahh!!!
Kami takut2i sopirnya bahwa kami akan turun di sini saja. Eh dia langsung ngibrit jalan lagi wkwkwkwk... Agak mutung kelihatannya, soalnya dia sampe nabrak palang perbaikan jalan ckckckckck >__<
Alhamdulillah sempat sholat ashar di Beos,, tapi kami memutuskan untuk naik saja, walau waktu masih sekitar 45 menit lagi azan maghrib. Berazzam, semoga sampe di Depok kurang dari setengah 7.
Kocaknya, pas mau masuk kereta, semua orang sudah duduk... jadi kami cari dari gerbong pertama sampai dapat. Tapi kami perhatikan, sepanjang kami cari bangku kosong, kami,,, 3 orang bergamis berjalan layaknya di catwalk dari gerbong pertama sampe gerbong ke lima... Baru sadar,,, hehe.. kaya lagi fashion show.... padahal baru pulang kondangan...

Hahaha... Subhanallah aja dah ama hari Ahad kmaren :p

Friday, December 3, 2010

Beadslover

Aku suka banget aksesori gelang, sekarang mulai demen sama cincin...mulai yg etnik sampe yg modern. Sekarang ini harganya dah bervariasi,,, cuman aku belum mendalami sampe detail jenis2 batu2an yang digunakan... Tapi, makin dewasa, sepertinya craft yg berbahan dasar perak, emas putih dan berlian lebih enak dilihat mata hahaha.... Tenang aja, kalo masih mupeng doang mah,,, cari aja gambar2nya di search engine... Trus ngayal deh punya... *kurang kerjaan*


_ini paling aku sukaaaa_

My Design & Pict ~ Collect